Hati-hati penipuan yang memanfaatkan kepanikan

Kamis pukul 6 pagi, handphone berdering sesaat setelah alarm mulai berbunyi. Di layar hp tampak nomor dan nama si bibi, ada apa gerangan pagi2 begini menelfon?

Sedikit peregangan tubuh sambil ngusap2 mata yang terasa masih perih, rupanya mata masih menolak untuk melihat dunia, bawaannya pengen merem lg.

Halo.. jawab saya

"Lan dimana nih?" Tanya bibi diseberang sana,"bapakmu masuk penjara karena terlibat narkoba" katanya panik, well saya ikut panik,"hah, bapak masuk penjara?" Saya mengulangi, kali ini anggota keluarga lain yang mendengar ikut panik.

Untungnya si tika -saudara paling bungsu- ga ikutan panik, kata doi 10 menit yang lalu emak sama bapak kewarung buat buka dagangannya di pasar sebelah. Untuk mengecek kebenarannya tanpa pikir panjang saya mengunjungi warung yang dikelola bapak, disana saya menemukan si bapak sedang nyantai nyeruput kopi dipojokan.

Trus bapaknya siapa yang masuk penjara? Jreng..jreeeeng..!!!




Usut punya usut, bibi ditelp oleh seseorang yang ngakunya adalah anggota kepolisian, orang ini mengaku telah menangkap bapak saya dalam razia dikawasan sepi-entah dimana- nah bapak saya kedapatan bawa narkoba dan digiring ke Poltabes denpasar, jika ingin bebas maka sesegera mungkin harus berikan tebusan sebesar lima juta rupiah dalam waktu singkat.

Berikut cuplikan percakapan bibi saya dengan yang ngakunya polisi.


"Selamat pagi" kata suara diseberang dengan tegas.
"Selamat pagi, ini siapa?" kata bibi saya sambil terkantuk, dia bingung ada nomor asing yang menelfonnya dini hari. 
"maaf ibu, kami telah lancang telah membangunkan, apakah ibu punya saudara?"
Masih kebingungan, bibi saya menjawab iya, dua orang adik laki-laki yang tinggal tidak serumah, yang satu bernama artha dan yang lagi satu bernama pasti.
 
"Nah itu dia, adik ibu yang bernama artha kami tangkap karena kedapatan membawa narkoba" 
Bibi saya syok, tangan langsung buyutan,"hah? masuk penjara? tapi.." 
"Dengar ibu, kami dari kepolisian menggelar razia dan menangkap adik ibu yang tengah kedapatan memiliki narkoba" 
"Lho tapi.." 
"Sekarang bapak artha kami tahan di Poltabes Denpasar, jika ingin dibebaskan mohon transfer sebesar 15 juta rupiah sebelum adik ibu disidangkan pagi ini" dibelakang sana ada suara bapak-bapak menangis lirih, lepaskan akuu... 
"Tapi saya ga punya 15jt" kata bibi makin panik. 
"kalau begitu lima juta saja, saya informasikan nomor rekening secepat mungkin" Yang dibelakang makin menjadi, lepasin aku mbok(sebutan kakak perempuan di bali).

Betul, ini jelas-jelas penipuan, mana ada sih anggota kepolisian mau lepaskan tersangka yang terang2an bawa narkoba.

Hati-hati penipuan yang memanfaatkan kepanikan

Penipuan yang memanfaatkan kepanikan memiliki efek yang lebih besar ketimbang penipuan mengatas namakan undian, kita akan sanggup merogoh kocek puluhan juta rupiah jika mendengar salah seorang anggota keluarga terkena musibah kecelakaan dan memerlukan penanganan medis sesegera mungkin.

Kita akan merogoh kocek puluhan juta rupiah jika mendengar anggota keluarga tersangkut kasus narkoba, dan bahkan kita sanggup sediakan uang ratusan juta rupiah untuk membebaskan anggota keluarga dari jeratan hukum terlebih-lebih hukuman mati karena(katanya) menjadi pengedar narkoba. Sah-sah saja, itulah naluri melindungi orang yang kita cintai, itulah yang dimanfaatkan pelaku dalam melancarkan aksinya.

Jadi keep calm, tetaplah waspada terhadap penipuan sejenis yang bisa jadi sedang mengintai anda ataupun keluarga.



Komentar