Jam menunjukkan pukul 22.00 malam, saatnya jam tutup praktek di salahsatu klinik gigi didenpasar. Dokter gigi tampak berselonjor ria di kursi gigi, bukan untuk periksakan giginya, namun sebagai sarana meluruskan tulang pinggang yang kaku akibat kecapean sehabis ngerjain pasien berjam-jam. Sementara itu beberapa perawat gigi sibuk merapihkan alat untuk disterilkan kembali.
Semua tampak suntuk akibat kecapean, ngerjain 20 pasien dalam enam jam bukanlah perkara gampang, diperlukan skill khusus dan ketelatenan ekstra, apalagi rata-rata pasien datang untuk membersihkan karang gigi dan insersi gigi palsu, cukup menguras tenaga pastinya.
Iseng, saya tanya pada teman perawat gigi,"Kenapa sih dulu milih program studi perawat gigi?" Semuanya saling pandang dan dijawab dengan senyum. Sepertinya rekan-rekan tersebut menerawang masa-masa dulu hendak memilih jalur pendidikan.
Ya sejenis pertanyaan iseng sambil nunggu kerjaan beres untuk berikutnya tutup praktekan.
Dari pertanyaan yang saya ajukan rupanya memiliki beberapa jawaban yang tak terduga.
- Sebenarnya saya milih masuk di Keperawatan Umum dan Kesehatan Gigi, ya mungkin jodohnya jadi perawat gigi makanya ya.. begini..
- Saya belum mikirin mau kuliah dimana waktu itu, ikut-ikutan teman aja.
- Karena saya(orang tua) ga punya duit banyak untuk kuliah, mumpung universitas negeri biayanya ga mahal ya saya pilih keperawatan, siapa sangka bakal di Perawat gigi(Poltekkes kemenkes).
Jadi sementara ini jawaban yang didapat berupa 'ga sengaja' masuk di keperawatan Gigi, seolah-olah merupakan pilihan terakhir yang mau ga mau mesti dijalani dengan tuntas. Sama halnya dengan Perawat Gigi lain yang saya temui, rata-rata memiliki jawaban yang sama.
Pertanyaan berikutnya saya ajukan,"Apakah kalian memiliki penyesalan karena lulus jadi perawat gigi?" semua tertawa, sayapun tertawa, dan jawabannya adalah,
"saya tidak menyesal telah menjadi perawat gigi, memang sih Profesi Perawat Gigi jauh dari kesan bergengsi, mungkin karena itu jumlah lulusan tiap tahunnya sedikit sedangkan permintaan tenaga kerja kita sungguh diluar dugaan, untungnya klinik ini minta tenaga saya sesaat sebelum lulus kuliah, coba kalo engga, bisa ditempat lain saya kerja".
Bisa dimaklumi, Profesi Perawat Gigi saat ini masih tergolong langka, bahkan beberapa klinik rela rebutan demi mendapatkan tenaga komplit, karena klinik gigi tanpa Perawat Gigi sama halnya sayur ga digaramin.
jadi, ada apa dengan Perawat Gigi?
Sesungguhnya Perawat gigi itu langka dan bernilai tinggi, karena itu jadi rebutan.
Ya iya lah, mana ada Perawat Gigi yang nganggur?
Sekelumit kisah tersebut menunjukkan bahwa menjadi perawat gigi merupakan sebuah pilihan profesi yang menjanjikan. lapangan kerja yang luas menjadikan profesi ini patut untuk dipertimbangkan. Pertanyaan yang timbul adalah, dimanakah profesi perawat gigi bisa berkarya? yang jelas bisa di Rumah sakit ataupun pelayanan klinik gigi, entah itu sebagai Pegawai Negeri ataupun swasta.
Apakah hanya sampai disana saja?
Pertanyaan tersebut muncul karena seorang perawat gigi berbeda dengan profesi perawat umum maupun bidan, perawat umum dan bidan diijinkan untuk membuka pelayanan mandiri dan diijinkan pula menerima imbalan atas pelayanannya tersebut, atau mereka diijinkan untuk buka praktek sendiri, mungkin ditempat terpencil yang masih belum tersentuh pelayanan kesehatan, pun dengan syarat dan ketentuan tertentu. Sedangkan perawat gigi belum memiliki kewenangan terebut.
Kemudian adakah peluang kerja bagi perawat gigi seperti halnya rekan lainnya?
Okhay, sebagai manusia tentunya memiliki akal, termasuk diberi kemampuan untuk berdiferensiasi(proses, cara, pemuatan membedakan, pembedaan) dalam pekerjaan, hal tersebut sudah menjadi suatu kebutuhan hidup dan tidak terkecuali bagi perawat gigi. Seorang perawat gigi yang telah bekerja di klinik gigi bertahun-tahun mendampingi dokter gigi pastinya dapat menyerap apapun yang dilakukan dokter gigi tersebut, berdasarkan pengamatan tersebut maka perawat gigi pun bisa mencoba melakukan tindakan yang sama dari yang dilakukan dokter gigi, padahal dengan modal pengamatan tersebut belumlah cukup, maka kali ini muncullah potensi masalah.
Maaf, bukan bermaksud menuduh, ini realita yang sangat mungkin bisa terjadi.
Pointnya adalah, bagaimana seorang perawat gigi mampu menggali lagi potensinya sehingga mendapatkan bentuk diferensiasi pekerjaan yang tepat,
pekerjaan apakah yang menjadi ciri khas perawat gigi yang tidak boleh dikerjakan profesi lain dan mampu dijadikan sebagai sumber penghasilan layak sebagai tuntutan kebutuhan hidup yang semakin meningkat.
Semoga bisa cepat selesai, soale gigi saya sudah butuh perawatan. banyak tanggalnya :p
BalasHapusBertahap bli, katanya sistem kesehatan gigi di indonesia mau dibikin mirip kayak di belanda, bakal ada klinik punya perawat gigi yg konsen di bidang pencegahan kerusakan gigi.
HapusBrp yg tanggal bli? Biar bisa ngukur jumlah semen yg dipake buat cetak gigi tiruan :p
Salam kenal mas arlan saya juga perwat gigi dari jkg surabaya ,kira2 klo saya mau tanya2 bisa mnt cp yg bsa di hubungi..
BalasHapusSalam kenal feliq ferdian, silakan akses menu kontak.
Hapussalam kenal kaka, saya mahasiswa keperawatn gigi poltekkes bjm angkatan 2013.. sekarang udah mau naik ke semester 3 :)
BalasHapusSalam kenal, Dina. Semester 3 sudah mulai praktek, kan? Semoga lancar kuliahnya dan sukses dgn karirnya: )
HapusMjadi perawat gigi yg berkompeten dn profesional, itu banyak dicari oleh drg atau rumahsakit dan layanan kesehatan lainnya. Semangat!
BalasHapusSemangat!! :)
HapusMasih bingung saya. Jadi D3 keperawatan gigi itu lulusan nya jadi dental assistance ya? Main job nya bersih2 alat, admin n buka tutup t4 praktek. Hhhmmm... 3 years seems a long time :(
BalasHapusKak, akumau bertanya di Keperawatan Gigi, mata pelajaran apa saja yang dipelajari?
BalasHapusSalam kenal mas arlan. saya juga salah satu calon perawat gigi. maju terus perawat gigi indonesia
BalasHapus