Disuatu sma, tiga pria berikrar untuk bertemu kembali dikala masing-masing dari mereka sudah sukses, suatu ikrar yang memotivasi karena mereka kuliah ditempat berbeda. Mereka adalah Lupus, Boim dan Gusur. Sahabat karib dari jaman kelas dua SMU.
Begitulah jika diilustrasikan, kisah smu saya memang rada-rada mirip karya non fiksi dari Hilman. Dikala itu saya yang diibaratkan lupus-siswa kurus kering yang suka ngunyah permen karet-memiliki dua sohib karib.
Yang pertama adalah sutha, dengan rambut ikal dan kulit rada-rada gosong tersengat matahari ini mirip dengan tokoh Boim, saat ini doi menjadi Pegawai Tidak Tetap(PTT) pada puskesmas didaerah Klungkung-Bali sebagai seorang dokter gigi.
Suwela, gendut-tinggi dan doyan ngemil. Menjadi satu-satunya orang paling sok tau tentang percintaan, segala puisi amburadul keluar dari cangkang kepalanya. Sayang, kisah cintanya tak semanis karya tulisnya. Seandainya si Gusur bisa diet.
Tulisan kali ini akan sedikit bercerita tentang sohib paling karib saya, Gusur. Tamat SMU bukan merupakan alasan baginya untuk tidak berkabar, tiap tiga hari sekali doi kerumah hanya untuk ngajak HANGOUT ditempat yang paling tidak gaul diseluruh dunia, yaitu Gramedia.
Doi gemar berpuisi, jadi buku kegemarannya tak jauh-jauh dari karya sastra. Komik seperti One Pice juga doyan. Jadi jangan heran, saking seringnya ngubek-ngubek isi gramedia, saya hapal betul letak komik dan novel. Pertanian seperti memanfaatkan eceng gondok, ramuan obat herbal dll. Peternakan seperti membiakkan ikan mas koki, cara mencukur bulu ketek domba dll.
Mungkin saja saya lebih hapal tentang isi toko ketimbang mbak-mbak penjaga toko sana.
Untuk pertama kalinya si Gusur ga berkabar selama sebulan penuh, waktu dimanfaatkan untuk mencoba hal yang baru, bermain Ragnarock pada warnet penyedia game online didaerah monang-maning, Denpasar. Celakanya, si Gusur ikut bermain game ini gara-gara saya. Malahan lebih gila lagi, doi terbiasa bermain dari malam hingga pagi hari. Freak!
Alkisah disuatu hari, saking rajinnya OL(sebagai bhs gaul dari main game online) Gusur mengidap suatu penyakit yang tanpa disadarinya muncul perlahan-lahan. Gusur berbody makin tambun, berat badan overdosis diatas 100kg, doyan main berjam-jam didepan komputer, mata minus jadi silinder.
Minggu pagi, 17 Feb 2013 HP berdering, nama gusur tampak dilayar.
"Halo bro, kenken kabare?"
"Verry juud, btw sini main dul, cang di RS ne opname"
Eng ing eng.. gusur masuk rumah sakit, dari keterangan ortunya sih dubur bernanah gara-gara kegencet badannya yang bongsor, kelamaan duduk main Game Online. Saya hanya bisa ketawa, udah tua masih aja doyan game online, mainnya sama bocah pula.
Yang namanya berlebihan itu keseringan bikin rugi, makan berlebihan bisa bikin obesitas. Terlalu maniak diet bikin tubuh ga sehat, badan kurus kering kayak firaun. Trus hubungannya ke gusur?
Gemar bermain game online sih sah-sah saja, asal semua dalam kadar yang tepat. Tepat waktu main game, tepat waktu pulang, tepat waktu makan, tepat waktu berolah raga. Yoi, main game online palingan jempol doang yang dapat giliran olah raga. Bagian tubuh lain mengeras layaknya batu, jadi jangan heran setelah main game online berjam-jam seperti si gusur, keluar warnet berasa jadi patung berjalan.
Badan yang jarang digunakan beraktifitas fisik, justru lebih rentan terserang penyakit.
Yah, pokoknya semoga cepat sembuh lah buat gusur. Biar kita bisa kongkow lgi di gramed -_-
TAMAT
Komentar
Posting Komentar