Pada tanggal 8 Januari 2013 lalu saya sempat memberikan KulTwit mengenai pendidikan dibidang kesehatan gigi dan mulut. Tweet tersebut membahas seputar pengalaman saya terhadap seorang ibu yang berkunjung ke Poli Gigi Puskesmas Kintamani I, dalam rangka mengobati kerusakan gigi yang terjadi pada balitanya.
Sebut saja Indira, seorang balita putri berusia 3 tahun, terdapat kerusakan gigi yang merata dan abses(peradangan gusi dan disertai nanah) dibeberapa tempat. Hal yang sama berlaku juga bagi orang tuanya, dan setelah diadakan sedikit wawancara, didapat kesimpulan bahwa kebiasaan menyikat gigi pada keluarganya sangat minim. Perlu dilakukan upaya Promotif(pendidikan kesehatan khususnya gigi dan mulut) demi menciptakan kebiasaan menjaga kesehatan gigi pada keluarga, terutama bagi si kecil.
Untuk menginformasikan hal yang sama, saya mencoba memberikan materi penyuluhan berupa KulTwit singkat, seperti namanya, kultwit saya lakukan pada salah satu situs sosial yaitu twitter, ngetwit sekaligus membagikan ilmu yang sekiranya bermanfaat bagi siapa saja.
KulTwit yang dibuat sebagai berikut:
- Seorang ibu membawa anak usia 3thn berobat gigi. Semua gigi rusak, gusi bernanah. Krn permen dan susu katanya.
- Stlh ditanya brp kali anaknya sikat gigi, katanya kadang mau dan kadang engga. Ibunya sendiri jg sama.
- Menjaga kebersihan gigi itu penting, orang tua seharusnya memberi contoh yg baik pada anak. Contohlah iklan pepsodent.
- Awalnya memang susah, perlu dipaksa malahan. Ajak anak untuk menyikat gigi, kalau perlu lakukan bersama keluarga, pagi dan mlmnya sblm tdr.
- Jika kebiasaan menyikat gigi sudah ditanamkan sejak dini, gigi anak sehat dan bersih, mengunyah makanan pun lbh maksimal.
- Penyerapan nutrisi makanan dari hasil pengunyahan yg baik akan lbh maksimal. Gisi yg baik membantu belajar disekolah lbh maksimal.
- Seharusnya, boleh kok makan permen dan cokelat dgn syarat jumlahnya ga banyak dan khususnya malam sblm tdr wajib sikat gigi.
- Dan jika si anak tidak mau menyikat gigi, maka perlu adanya larangan makan permen dan cokelat. Biar si anak sedikit kapok.
- Hubungan timbal balik inilah yg sy coba utk terapkan bagi orang tua yg yg mengajak anaknya berobat gigi. Semoga memberikan hasil yg baik.
Demikian tulisan ini, dan semoga bermanfaat juga bagi anda.
Nb. Twit diatas bisa anda lihat di akun twitter saya pada tanggal 8 Januari 2013 di
@pratamaARLAN
Komentar
Posting Komentar