Korbankan gadget demi transportasi yang memadai

Sebelumnya saya pernah menulis artikel tentang TAB vs DSLR yang notabene bikin (agak2) galau, ditengah kebingungan memilih salah satu dari kedua barang idaman tsb banyak yang lebih menyarankan TAB karena dilihat dari segi browsing dan aktifitas ngeblog yang padat ketimbang tersedianya waktu buat hunting foto dengan DSLR.

Beberapa minggu terakhir kata TAB-android selalu menyemangati pekerjaan saya, pengaruhnya cukup besar hingga mampu menaikkan kemauan untuk kerja lebih keras dgn tujuan nambahin tabungan buat beli TAB hingga suatu saat saya dalam perjalanan kerja dari denpasar ke kintamani dengan jarak tempuh 67km si joni(nama kesayangan motor pribadi saya) ngadat, puji tuhan selamat dalam perjalanan hingga menemukan bengkel terdekat buat periksa kerusakan si joni.

Si joni adalah kendaraan pribadi saya, shuzuki shogun 110cc warna biru yang dibeli akhir tahun 2002, kala itu jaman awal2 SMA kelas 3 lagi ngetrend2nya shogun biru dan nyokap menghadiahkannya dalam rangka ulang tahun ke 18(walaupun telat 2 bulan).
Semenjak saat itu si joni dengan setia menemani kemanapun saya berada, dari jaman cinta masih monyet2an dikala SMA, ngapel perdana, nyari kuliah sana-sini, keperluan nyari pasien buat menuhin target sewaktu kuliah hingga sekarang kerja menjadi seorang abdi negara didaerah bersuhu dingin yaitu kintamani.

Si joni memang pekerja keras, servis rutin dan ganti oli sudah biasa dilakukan, bahkan setiap 6 bulan servis besar dengan menelan biaya yang tak sedikit pun dilakukan, namun seiring berjalannya waktu hingga genap 10 tahun semenjak dibeli sudah barang tentu terdapat banyak kerusakan yang terjadi disana-sini, oli bocor, trumel rusak, ban pecah berulang kali, keadaan mesin mulai rewel yang seakan-akan si joni berkata "aku sudah tak sanggup lagi". 

Sebelumnya banyak masukan dari sahabat untuk segera mengganti transportasi dengan melihat banyak pertimbangan, dan akhirnya saya mulai setuju dengan mereka.

"Transportasi yang baik rejeki yang baik pula"



Jadi saya memutuskan untuk (sementara) melupakan keinginan membeli TAB dengan berkonsentrasi membayar DP Yamaha Vixion atau mungkin Vario Techno agar cicilannya lebih ringan karena mengingat kemampuan masih belum cukup untuk membeli secara cash. Dan entah bagaimana jika dilihat dari paradigma masyarakat "menyicil rumah/mobil/motor" merupakan hal wajib dan biasa, bahkan ada yang menganggap hal itu luar biasa.




Komentar