Pada dasarnya menulis itu sama dengan berbicara. Misalkan saja si kecil yang menceritakan pengalamannya bersama teman-teman sekelasnya kepada ibunya dirumah, semestinya si kecil dapat menyusun cerita itu secara tertulis karena materi bahasa yang digunakan sama yaitu kata dan kalimat. bedanya dengan menuliskan pengalamannya di media tulis diperlukan pengetahuan tentang ejaan dan tanda baca. Dengan demikian menulis tidak lain merupakan memindahkan bahasa kedalam bentuk tulisan.
Sering kali menulis itu dikaitkan dengan seni dan kiat karena dianggap sebagai seni suatu keterampilan berbahasa yang sulit dengan tujuan agar tulisan itu enak dibaca, jelas, akurat, dan singkat serta mampu memberikan suatu kesan bagi pembacanya. Memang, untuk mencapai hal ini diperlukan latihan dan pengalaman.
Kemampuan menggunakan bahasa terlihat dari 4 aspek keterampilan, yaitu:
- Mendengarkan
- Berbicara
- Membaca
- Menulis
Seseorang yang ingin mengembangkan kemampuan berbicara dan menulis hendaknya banyak mendengarkan dan membaca, karena dengan mendengarkan dan membaca akan memperoleh informasi untuk dibicarakan dan dituliskan. Sebaliknya, mengembangkan kemampuan mendengar dan membaca seyogyanya juga diawali dengan kegiatan berbicara dan menulis, begitulah keempat aspek tersebut saling mendukung.
Bagi kebanyakan orang (bahkan termasuk saya) menulis merupakan aspek berbahasa yang dianggap sulit. menulis seperti halnya kegiatan berbahasa lainnya merupakan suatu keterampilan , keterampilan hanya didapat melalui latihan, tentu saja berlatih bukan hanya bermodalkan kemauan saja melainkan pengetahuan, konsep, prinsip, dan prosedur yang harus ditempuh dalam kegiatan menulis.
Jadi ada 2 hal yang diperlukan untuk mencapai keterampilan menulis yakni pengetahuan tentang tulis-menulis dan berlatih untuk menulis yang akan saya sampaikan di postingan berikutnya.
Sumber: KKG
Komentar
Posting Komentar